Friday 20 January 2017

Semoga Malang Segera Menjadi Smart City

Diposkan oleh corat coret di 16:03:00


           Smart City, Kota Cerdas. Akhir-akhir ini konsep ini banyak menggema di media. Konsepnya adalah kota yang mampu mengelola sumber dayanya secara efektif dan efisien lalu mewujudkannya dalam bentuk informasi kepada masyarakat yang bertujuan untuk mengantisipasi kejadian yang tak terduga. Halah anu terlalu panjang pengertiannya, intinya itu ya semua terhubung dengan internet supaya akses mudah. Sekarang ini kota besar di Indonesia sedang berlomba-lomba untuk menjadi Smart City Indonesia, ada beberapa kota besar sudah memulainya seperti yang sering terdengar adalah Jakarta, Bandung dan Surabaya. Semoga saja cepat menjalar ke Kota dan Kabupaten Malang, kota dimana saya dilahirkan dan dibesarkan.
           Malang ini sebagai kota yang sudah mulai padat penduduknya seharusnya memang menjadi Smart City, bukannya apa. Malang itu luas sekali cakupan wilayahnya ada Kota dipimpin Wali Kota dan ada Kabupaten dibawah kendali Bupati. Diantara Kota dan Kabupaten yang memiliki wilayah terluas adalah Kabupaten yang pusat pemerintahannya ada di Kepanjen, yang letaknya ada di sebelah selatan Kota Malang. Sebagai pusat pemerintahan maka kantor administrasi dan segala tetek bengek urusan masyarakat ada di Kepanjen. Terbayang kan jika masyarakat kabupaten kecamatan Lawang yang ada dibatas utara kabupaten Malang dengan Pasuruan ingin mengurus administrasinya?? Jauh sekali, tua di jalan lah pokoknya. Saya juga merasakan hal yang sama ingin mengurus apa-apa harus ke Kepanjen, rasanya itu kok nelangsa. Apalagi sudah jauh harus antri lalu tiba-tiba ada tulisan “maaf blanko habis” atau “maaf kuota pengurusan penuh untuk hari ini”. Pernahkah saya mengalaminya? Saya jawab pernah waktu mengurus SKCK. Hal ini gara-gara apa, iya gara-gara sistem pengurusannya manual. Coba kalau bisa mengisi formulir dari internet atau segala bentuk database kependudukan sudah diintegrasikan, lebih enak kan? Tidak perlu repot antri dan tidak membuang waktu.
           Sebenarnya pemerintah Indonesia sudah mulai membuat e-KTP yang mana identitas penduduk ini bisa diintegrasikan dengan macam-maca data yang lain. Malang, sudah menerapkannya dan sudah menggelar e-KTP massal untuk mencatat data identitas penduduk ini. Tinggal pemda kota dan kabupaten melakukan pengelolaannya dengan maksimal. Dimulai dengan membangun infrastrukturnya berupa mewajibkan setiap kantor urusan publik memiliki website yang bisa diakses penuh oleh masyarakat. Dimana diwebsite tersebut tercantum berbagai kebutuhan yang diperlukan masyarakat misalnya untuk Disdukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil) yang mengurusi data kependudukan berupa KTP dan Akta Kelahiran, diwebsitenya harus ada informasi tata cara dan alur pengurusan KTP dan Akta Kelahiran. Lalu ada formulir untuk kepengurusannya yang bisa diisi terlebih dahulu lewat internet yang pada akhirnya diberikan nomor registrasi, sehingga saat masyarakat pergi mengurus ke kantor Disdukcapil-nya tinggal menyerahkan nomor registrasinya dan petugas tinggal mencetak dan mencocokan data yang ada dengan database rujukan yang dimiliki. Seperti itu. Saya rasa bukan suatu yang mustahil untuk diwujudkan apalagi teknologi internet berbasis database sekarang sudah berkembang pesat. Lha wong panggil ojek saja sekarang bisa pakai internet kok, masa yang begini tidak bisa? Pasti bisalah.
           Implementasi penggunaan internet dalam kehidupan masyarakat kota tidak hanya sebatas mengelola urusan administrasi publik saja melainkan bisa ke sektor pariwisata juga. Seperti yang saya tahu, Malang menjadi kota yang sering disinggahi oleh wisatawan luar negeri mayoritas sih warga Belanda. Karena sepertinya ada ikatan kenangan masa lalu yang terjadi antara warga Belanda tempo dulu dengan Malang. Banyaknya wisatawan luar negeri ini mengharuskan malang menyediakan tourism center yang banyak dan letaknya strategis sehingga bisa diakses dengan mudah. Tourism center sendiri juga harus mampu memberikan informasi yang akurat mengenai segala bentuk tetek bengek kepariwisataan tidak hanya berupa gubuk kecil yang diisi dengan brosur-brosur.
           Oh iya, yang paling saya inginkan dan iri-kan adalah ketika Bang Emil (Ridwan Kamil) bilang ingin menyediakan sepeda kayuh untuk masyarakat Bandung yang mana bisa disewa di center point penyewaan dan dapat dikembalikan di center point penyewaan yang lainnya. Untuk memudahkan hal yang seperti ini lagi-lagi peran teknologi informasi berupa integrasi data antara center point yang satu dengan center point yang lain sangat dibutuhkan.
           Konsep Smart City ini jika benar-benar diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat maka akan sangat membantu dan memudahkan sekali. Istilahnya apa-apa tinggal klik. Menghemat waktu dan tenaga. Lantas yang menjadi masalah lain adalah sudah siapkan masyarakatnya untuk memakai kecanggihan ini?? 


0 komentar:

Post a Comment

 

Corat Coret Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review