Wednesday 23 July 2014

Mengurai Kemacetan

Diposkan oleh corat coret di 00:54:00
           Macet...bukanlah hal yang asing. Setiap hari saya harus berjibaku dengannya. Jangan jauh-jauh melihat kemacetan di Jakarta, di Surabaya saja ini kemacetan sudah menjadi aktivitas rutin dipagi dan sore saat pekerja hilir mudik dari dan ke kantor. Dan untuk saya pribadi, kemacetan disore hari yang paling terasa. Bagaimana tidak, di pagi hari dengan naik bus saya bisa mencapai kantor dalam waktu 45menit. Sedang saat sore hari dengan kendaraan yang sama yaitu bus dan dengan jarak tempuh yg sama yaitu Surabaya-Gresik dan dengan jalan yang dilewati adalah sama yaitu jalan tol, saya baru bisa kembali tiba dirumah dalam waktu 1,5 jam. Dua kali lipat lebih lama. Stres dijalan. Mengapa bisa begitu?
jawabannya simple sekali, semua ini terjadi karena meningkatnya volume kendaraan.
          Untuk mengurai kemacetan ini, sampai-sampai hal ini menjadi visi dari beberapa kepala daerah. Misinya bisa jadi salah satunya membangun jalan layang (fly over). Memperlebar jalan protokol, memperlebar jalan tol sampai akhirnya harus merelakan berkurangnya lahan hijau. Sampai-sampai harus ada pengaturan plat kendaraan yang melintas dengan nomor ganjil-genap. Dan semuanya tidak jalan dan tidak bisa mengatasi kemacetan lalu lintas. Semakin lebar jalan yang dibangun semakin tinggi juga volume kendaraannya, pengaturan nomor plat ganjil-genap pun bisa dibobol dengan cara memiliki 2 nomor plat kendaraan yg bisa diganti sesuai jadwal. Dimana-mana maling itu lebih pintar.
           Menurut saya sebagai warga sipil, untuk mengurangi kemacetan itu satu-satunya cara adalah mengontrol jumlah kendaraan yang ada, hal itu bisa dilakukan dengan cara :

  1. Persulit kredit kendaraan bermotor. Semakin lunak dan mudahnya kredit kendaraan bermotor maka orang-orang akan semakin tertarik memiliki kendaraan pribadi. Hanya dengan uang muka Rp 500.000,- saja motor baru bisa dibawa pulang ke rumah sekarang. Kredit harus diperketat, misalnya harga kendaraan kredit bisa 3-4 kali lipat lebih mahal daripada harga kendaraan membeli cash. Masyarakat Indonesia itu adalah orang yang mayoritas mencintai kredit karena dirasa lebih ringan daripada membeli cash. Dengan mempersulit kredit, keinginan untuk memiliki kendaraan pribadi akan berkurang.
  2. Permahal bea jalan tol. Biaya charge tol bisa dinaikkan 5-10 kali lipat untuk kendaraan pribadi. Dengan cara ini, orang tidak akan mau memakai kendaraan pribadinya.
  3. Permahal pajak kendaraan yang dibayarkan setiap tahunnya.
  4. Batasi umur kendaraan yang berhak melaju dijalan raya. Contoh, hanya kendaraan yang berusia 10 tahun ke bawah dari tahun produksinya yg bisa dan boleh melaju di jalan-jalan raya.
  5. Hilangkan saja subsidi BBM. Subsidi hanya untuk transportasi umum dan UKM dan koperasi saja.
           Dengan cara-cara diatas, saya yakin tidak ada yang mau memakai dan membeli kendaraan pribadi. Kemacetanpun teratasi tanpa mengeluarkan biaya untuk pembangunan jalan. Dan masyarakat akan kembali menggunakan transportasi umum. Jika sudah demikian, kewajiban pemerintah untuk menyediakan alat transportasi umum yang aman, nyaman dan terjangkau. 

0 komentar:

Post a Comment

 

Corat Coret Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review