sumber foto : Mbah Google |
Mengapa sih ada hari pahlawan? ini untuk mengenang kegigihan pahlawan kita dalam mengusir penjajah, menyobek bendera biru Belanda dan menyisakan Merah-Putih nya saja lalu mengibarkannya. Menyobek bendera itu nggak semudah menyobek foto mantan yang pernah menelikung kita lho (uppsss). Mereka mengorbankan jiwa raga untuk kemerdekaan Indonesia. Mereka berani menerobos barisan serdadu penjajah hanya dengan bambu runcing, ini yang dinamakan badai diterjang-laut diseberangi-gunung didaki-jurang dilompati. Nggak seperti pemuda ceiyacekata sekarang yang bilangnya "demi kamu badai aku terjang, laut aku seberangi, gunung aku daki dan jurang aku lompati" dan setibanya malam minggu nggak jadi ngapel karena gerimis.
Banyak benar jasa pahlawan itu kalau nggak ada mereka mungkin saya nggak akan bisa menikmati kopi pagi sembari stalking timeline mantan (upppsss keceplosan). Kalau nggak ada mereka pastilah saya nggak akan bisa menulis ini, lha wong tentunya kita nggak bisa bahasa Indonesia (iya kan?) . Lalu pertanyaan selanjutnya, kita sebagai generasi muda sudah mengisi kemerdekaan ini dengan apa?
Jangan salah, kita juga berjuang memeras keringat, emosi, pikiran, tenaga dan uang untuk mengisi kemerdekaan ini. Setiap hari bahkan setiap menit kita ini berjuang untuk mengeluhkan bbm yang lemot entah kenapa tidak ada simbol "D" dipesan kita, mengeluhkan layanan internet yang super lemot, mengeluhkan baterai yg drop saat-saat genting ingin foto selfie karena menemukan spot foto, mengeluhkan signal yang naik turun seperti lift, mengeluhkan paket internet yang habis. Kita juga berjuang agar tampak selalu eksis didunia per-sosmed-an, kita gempur instagram pribadi dengan foto-foto selfie di spot yang apik, semua akun sosmed dipunyai, berjuang untuk banyak-banyakan follower. Semua itu perjuangan untuk mengisi kemerdekaan, iya kemerdekaan dunia maya. Aaahhh begitulah gambaran #GenerasiPenerusBangsat termasuk saya ini yang saban hari hanya buka-buka sosmed tanpa kejelasan yang pasti. Dan seperti saya juga banyak anak muda yang berjuang supaya selamat dari pertanyaan "kapan nikah?" .
Mungkin para pahlawan dialam sana hanya bisa mengelus dada melihat kita yang sedang berjuang ini. Entah mengelus dada karena simpati atau mengelus dada karena prihatin dan sedih.
0 komentar:
Post a Comment