Wednesday 13 May 2015

Mengapa selalu Mengeluh?? Berkacalah dari Kisah Mbah Dul

Diposkan oleh corat coret di 21:45:00
           Akhir-akhir ini netizen Surabaya heboh dengan sosok Mbah Dul, tukang becak yang dengan keikhlasan hati karena tidak ingin lebih banyak korban yang jatuh akibat dari jalan yang rusak berinisiatif memperbaiki jalan di kawasan Surabaya dengan cara menambalnya dengan aspal bekas yang beliau kumpulkan setelah seharian bekerja menarik becaknya. Sampai saya menulis postingan saya ini, Pemkot Surabaya dengan Dinas yang terkait alias dedengkotnya jalan alias Dinas PU belum melakukan apa-apa.

 


Berita ini jadi trending topic di Surabaya karena dishare oleh mas Himan Utomo di account FP stasiun radio di Surabaya yaitu Suara Surabaya. Beritanya lengkapnya seperti apa?? temands bisa baca sendiri di link-link ini 


Mbah Dul 1, Mbah Dul 2, Mbah Dul 3, Mbah Dul 4 , Mbah Dul 5,

           Mengharukan ya kisahnya?? Hanya orang yang benar2 ikhlas dan niat yang terpuji yang mau melakukannya di dunia yang semakin semrawut ini. Iya, semrawut dengan keluhan-keluhan yang terlalu sepele dan apalah2 itu. Berkacalah dari cerita Mbah Dul itu, beliau hanya tukang becak dengan penghasilan jauh dibawah temands yang sedang baca postingan ini. Tapi dedikasinya untuk niatan membantu orang lain agar tidak menjadi korban jalan yang rusak sungguh tinggi. Tanpa mengeluh dengan sedikitnya penghasilannya, dengan capeknya di usianya yang senja mengayuh becaknya demi bertahan hidup di tengah hiruk pikuk dunia yang semakin tidak pernah peduli dengan sesama dan miskin hati, dengan kecuekan Pemkot dan Dinas terkait, Mbah Dul mau menambal jalan2 itu dengan martilnya seusai menarik becak hingga dini hari. Jika dibandingkan dengan keluhan temands akan urusan temands yang sepele yang selalu menjadi status di medsos temands sungguh kisah ini tidak sebanding. 

            Kebetulan juga, kisah Mbah Dul yang sedang menjadi trending topic ini saya share ke teman2 kantor yang sedang mengeluhkan bonus yang tidak juga kunjung cair. Teman2 saya setiap hari mengeluh dengan kondisi ekonominya, tapi jika dibanding dengan kisah Mbah Dul, keluhan mereka bisa dibilang sepele. Mbah Dul saja yang penghasilannya hanya 40ribu per hari maksimal 70ribu per hari dan masih harus membagi hasil jerih payahnya mengayuh becak dengan 3 orang cucunya yang masing2 cucu mendapatkan 7ribu dan sisanya untuk kebutuhan makan sehari-hari masih bisa punya inisiatif menolong sesama dan beliau tidak mengeluh walau saya yakin pasti akan lelah sekali setelah seharian mengayuh becak dan disambung dengan tambal menambal jalan itu. Masih mendinglah jika urusan tambal-menambal dengan aspal yang sudah disediakan, ini Mbah Dul masih harus mencari aspal2 bekas disepanjang jalan dan dimuatnya sendiri ke atas becaknya. Sekali muat beratnya 2 kuintal, dan bisa 2 hingga 3 kali muat.
           Marilah temands kita selalu bersyukur atas apa yang sudah kita dapat dan kita punyai. Bagaimanapun kita berusaha memenuhi semua keinginan kita, kita tidak akan pernah merasa puas dan cukup. Hanya rasa syukur yang bisa menyukupkan semuanya. Hanya rasa syukur yang bisa mendamaikan kita dengan keadaan yang tidak selalu baik kepada kita. Janganlah selalu melihat ke atas karena kita tidak akan pernah mendapatkan rasa syukur jika melakukannya. Namun lihatlah ke bawah, agar kita senantiasa diberi kelapangan hati untuk selalu bersyukur dengan apapun dan bagaimanapun kondisi kita. Semoga kisah ini selalu bisa mendongkrak rasa syukur saya atas apa yang sudah saya terima. Alhamdulillah ya Allah atas semuanya baik suka maupun duka, senang dan sedih selama ini. Hasbunallah wa ni'mal wakiil.






0 komentar:

Post a Comment

 

Corat Coret Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review