Friday 7 August 2015

Talk Less Do More

Diposkan oleh corat coret di 16:22:00
           Saya melihat kejadian ini hari ini, sebenarnya saya sudah lama ingin sharing ini hanya saja belum sempat dan hari ini hal yang saya maksud terulang tapi intinya sama, yaitu sikap cuek dan tidak peduli. 
Pernah tidak melihat orang yang melihat hal yang tidak seharusnya tapi hanya mengomel dimulut tapi tidak dibenarkan. Misalnya begini:
> Si A melihat si Z membuang sampah dengan cara melempar lalu sampahnya ternyata tidak masuk di tempat sampah secara benar si Z itu sih dengan cueknya biasanya saja dan berlalu pergi. Si A yang melihat hal itu dan berada tepat dibelakang si Z tadi hanya mengomel tapi tidak juga mengambil sampah itu dan membuangnya dengan benar.
> Si B tahu jika si C tidak benar menutup keran air sehingga airnya mengalir terus, tapi si A hanya melihat dan mengomel tapi tidak berusaha menutup keran air tersebut.
           Pasti pernah melihat kan? atau jangan-jangan pelakunya ya (hahhahaha mengaku saja). Menurut saya, apa bedanya si A dengan si Z dan si B dengan si C?? Mereka semua sama saja, sama-sama tidak peduli. Sama dengan kejadian di kantor saya hari ini. Ada orang entah siapa yang membuat kopi dipantry tapi bungkus kopi sachetnya tidak dibuang ditempat sampah malahan diselipkan di dispenser air, ini lah pictnya

           Setiap orang yang berpapasan dengan saya, mengomel saja tentang hal ini. Mulai dari ibu dengan gelar Hajjah sampai bapak-bapak yang lain dan beberapa orang lain yang saya yakin waktu ke pantry melihat hal ini. Tapi yang saya heran, mengapa semua orang itu mengomel saja tapi tidak berusaha membenarkan sesuatu yang menurut mereka itu tidak benar. Mengapa hanya berkomentar tanpa berusaha membuang sampah itu ditempat sampah dan membiarkannya tetap nangkring di tempat yang tidak seharusnya? Dan omelan mereka pun sama "siapa yang bikin kopi tapi bungkusnya diselipin di dispenser?". Mengapa mereka mempermasalahkan pelakunya tanpa berusaha membenarkan apa yang salah. 
           Dengan omelannya mereka seakan-akan peduli tapi sebenarnya mereka tidak peduli. Mereka fokus mencari pelaku dan membiarkan yang salah tetap salah, bukannya membetulkan yang salah dulu disamping berusaha menemukan pelaku. Fenomena seperti ini kian marak dilingkungan kita. Lebih suka fokus terhadap pelaku dan menghakimi. 
           Mengapa kita tidak belajar lebih peduli, memang bukan kita pelakunya tapi apa susahnya sih membenarkan apa yang salah, kalau dari kejadian saya ini, apa susahnya coba ngambil bungkus kopi itu dan membuangnya ditempat sampah yang jaraknya hanya 1 meter dari dispenser itu. Tidak perlu kalori yang banyak juga kan? 
            Mungkin karena kita sudah terbebani dengan kurs rupiah yang semakin melemah dan harga barang-barang jadi naik semua kali ya sehingga rasa kepedulian kita jadi berkurang. Urusan dompet memang membuat semua orang jadi lupa segala-galanya (termasuk saya yang nulis ini hahahaha). 
           Tapi marilah kita bersama segera memperbaiki rasa kepeduliaan kita ini, peduli yang benar-benar peduli bukan hanya sensasi saja. Jadi orang yang "rumongso" atau "peka" terhadap hal-hal kecil disekitar kita dengan itikad baik yaitu bersimpati dan empati, bukan untuk sekedar follower biar dibilang gaul, kekinian, uptodate atau apalah-apalah. Talk Less Do More. Bukan hanya sekedar berbicara tapi take action. 

0 komentar:

Post a Comment

 

Corat Coret Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review